d'BC Network

Kamis, 03 Desember 2009

Mom-To-Be Model contest 2009

Ayahbunda Mom-To-Be Model Contest 2009 Raih Kesempatan Menjadi Cover Ayahbunda!

SYARAT DAN KETENTUAN

UMUM

* Peserta membawa formulir yang telah diisi pada saat audisi di mall pilihan.
* Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp.100.000,- yang dapat ditukar dengan goody bag.
* Peserta melampirkan fotokopi KTP dan surat keterangan sehat dari dokter kandungan.
* Peserta akan difoto dan diarahkan oleh tim pengarah gaya Ayahbunda pada saat audisi.
* Hasil foto dapat diminta oleh peserta dan diambil sendiri pada alamat STAR Studio yang ditentukan.

KHUSUS:

* Peserta adalah ibu hamil usia 20-35 tahun dengan usia kandungan 16-26 minggu pada bulan Desember 2009.
* Merupakan kehamilan anak pertama atau kedua.
* Peserta tidak sedang terikat kontrak atau mengikuti audisi membintangi iklan dan sinetron atau sedang mengikuti perlombaan sejenis.
* Pengumuman 20 finalis akan dimuat pada Ayahbunda 02 / 21 Januari 2010.
* Peserta yang terpilih menjadi 20 finalis bersedia datang ke Jakarta untuk mengikuti acara final dan penobatan di Jakarta atas biaya sendiri.

CATATAN

* Hasil foto sepenuhnya menjadi hak Ayahbunda.
* Keputusan juri adalah mutlak, tidak dapat diganggu gugat, serta tidak diadakan surat-menyurat.
* Pemilihan ini tertutup bagi karyawan Femina Group dan keluarganya.
* Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi bagian Promosi Ayahbunda : Devina Lynir
telp.(021) 526 6666, (021) 525 3816 wxt 3253

sumber : www.ayahbunda.co.id

Jumat, 13 November 2009

5 Alasan Anda Tidak Boleh Memukul Balita

5 Alasan Anda Tidak Boleh Memukul Balita


Gemas rasanya melihat perilaku balita yang kadang nakal. Dan seringkali tanpa pikir panjang orang tua memukul balitanya. Menghukum dengan pukulan tidak akan memberikan pelajaran yang baik untuk balita. Ini alasannya.

Anda yang sering memilih pukulan untuk menghukum balita, sebaiknya hilangkan segera kebiasaan ini karena:

1. Memukul dapat merendahkan martabat balita karena ia berada pada posisi yang tidak berdaya menghadapi sosok orang dewasa.
2. Memukul tidak akan mengurangi kebiasaannya memukul. Sebaliknya, balita malah belajar bahwa ia boleh memukul bila orang lain salah.
3. Balita menganggap memukul adalah perilaku yang diperbolehkan, karena balita melihat dan meniru perilaku Anda.
4. Balita bisa tambah marah karena ia merasa tersakiti, baik secara fisik maupun psikis. Suatu saat ia akan membalas pukulan Anda.
5. Memukul dapat menjadi kebiasaan Anda, dan bisa jadi kebiasaan balita juga. Kebiasaan ini menanamkan perilaku agresif pada balita saat ia menangani konfliknya kelak di usia selanjutnya.


Ada cara yang lebih baik untuk menghukum dan mengajarkan balita tentang perilaku yang benar dan salah. Mulai dari menjelaskan, menegur dengan halus, hingga menghukum tanpa memukul bisa diterapkan sesuai dengan situasi saat itu.


sumber : www.ayahbunda.co.id

Minggu, 08 November 2009

Perkembangan Anak

Oleh: AsianBrain.com Content Team

Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orangtua. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang.

Jika perkembangan anak luput dari perhatian orangtua (tanpa arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka.

Kelak, orangtua akan mengalami penyesalan yang mendalam.

Apa saja tahapan perkembangan anak?
Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak, yaitu pada masa:

* Infancy toddlerhood (usia 0-3 tahun)
* Early childhood (usia 3-6 tahun)
* Middle childhood (usia 6-11 tahun)

Perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek berikut:

* fisik (motorik)
* emosi
* kognitif
* psikososial

Aspek-aspek perkembangan anak

1. Perkembangan Fisik (Motorik)
Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.

* Perkembangan motorik kasar
Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh.

Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.

* Perkembangan motorik halus
Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu.

Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.

2. Perkembangan Emosi
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai; merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya.

Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.

3. Perkembangan Kognitif
Pada aspek koginitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat), memahami kata, dan berbicara.

4. Perkembangan Psikososial
Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya.

Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang.

Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memerhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan.

Tentang Penulis: AsianBrain.com Content Team. Asian Brain adalah pusat pendidikan Internet Marketing PERTAMA & TERBAIK di Indonesia. Didirikan oleh Anne Ahira yang kini menjadi ICON Internet Marketing Indonesia. Kunjungi situsnya: www.AsianBrain.com

Minggu, 01 November 2009

Wanita Perlu Pahami Kesehatan Reproduksi

Wanita Perlu Pahami Kesehatan Reproduksi
By Republika Newsroom


BENGKULU-- Masalah kesehatan reproduksi perlu mendapat sosialiasi yang luas agar para calon ibu mengetahui persoalan reproduksi yang akan dialaminya berikut mendapatkan jalan keluar dari persoalan tersebut. "Tanpa mengenal organ kesehatan reproduksi dengan baik maka dikhawatirkan para calon ibu buta sama sekali dan akhirnya bisa berakibat pada keharmonisan hubungan suami isteri," kata Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu, Hilaluddin Nasir di Bengkulu, Jumat (28/8).

Dia mengatakan, kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi juga sehat dari aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.

Masalah kesehatan reproduksi, katanya, terkait dengan terganggunya sistem, fungsi dan proses alat reproduksi, yang dapat berakibat pada keharmonisan hubungan suami-isteri bahkan dapat mengganggu kelancaran proses kehamilan dan persalinan.

Untuk itu dia berharap, setiap pasangan suami-isteri disarankan untuk memeriksa dan merawat organ kesehatan reproduksi masing-masing agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik dan normal. Usia ideal perkawinan untuk laki-laki minimal 25 tahun dan perempuan minimal 21 tahun. "Usia 25 tahun bagi laki-laki sudah dianggap matang dari segi emosi, ekonomi dan sosial," katanya.

Begitupun usia 21 tahun sudah dianggap matang bagi perempuan dari segi emosi, kepribadian dan sosialnya. Khusus untuk perempuan menurutnya, usia kurang dari 21 tahun, rahim dan pinggulnya belum berkembang dengan baik, sehingga kemungkinan terjadi kesulitan dalam persalinan.

Dikatakan, kehamilan yang sehat, suatu kondisi sehat fisik dan mental ibu dan janin yang dikandungnya. Kehamilan yang sehat dicirikan oleh cukup bulan (matur) sekitar 38 sampai 40 minggu (280 hari). "Berat badan ibu idealnya meningkat 0,5 kg perminggu atau 6,5 sampai 16 kg selama masa kehamilan dengan disertai peningkatan berat badan janin yang sesuai dengan umur kehamilan," katanya.

Mengenai tekanan darah tidak lebih dari 120/80 mm Hg. Untuk itu maka selama masa kehamilan perlu istirahat yang cukup, minum tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

Menurutnya, perlu menghindari terlalu muda untuk hamil usia kurang dari 21 tahun. Terlalu tua untuk hamil usia lebih dari 35 tahun. Terlalu sering hamil beresiko tinggi dan terlalu rapat jarak kehamilan juga beresiko. (ant/rin)

sumber : www.republikaonline.co.id

Kamis, 29 Oktober 2009

Cerdas Optimal Berkat Stimulasi Dini


Cerdas Optimal Berkat Stimulasi Dini
By Republika Newsroom

Cerdas Optimal Berkat Stimulasi Dini

LENGKAPI: Stimulasi musik untuk otak kanan berguna untuk melengkapi stimulasi otak kiri yang banyak diperoleh anak di sekolah.

JAYAPURA--Stimulasi pada masa kecil dapat mempengaruhi kemampuan pengetahuan anak dalam mengembangkan aktivitas berpikir mengenai segala sesuatu yang diserap melalui panca indera. "Stimulasi akan menjadikan sel-sel otak menjadi bercabang-cabang. Ini menunjukkan fungsi berpikir otak lebih maksimal," ujar seorang psikiater, dr Caroline MSc SpKj, di Jayapura, Sabtu (10/10).

Ia menjelaskan, fase paling peka dalam pembentukan otak sebagai wadah kognitif atau yang biasa dikenal dengan "golden age" adalah usia satu hingga lima tahun, selain pada saat anak masih di dalam kandungan.

Stimulasi pada periode usia tersebut sangat mempengaruhi luas dan besarnya wadah pengetahuan sehingga menjadikan seseorang memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa. Namun, sebaliknya jika wadah pengetahuan tidak pernah mendapat rangsangan, akan menjadi sempit dan kecil sehingga membentuk seorang individu memiliki kemampuan berpikir yang terbatas.

"Stimulasi pada anak dapat diberikan mulai dari dalam kandungan guna merangsang panca inderanya dalam menerima beragam fakta dari luar yang diberikan orang tua," ujarnya.

Saat sekarang, menurut dr Caroline, dapat memberikan stimulasi dengan berbagai macam cara baik secara alamiah maupun direkayasa. Prinsipnya adalah informasi yang diberikan sebagai rangsangan tersebut haruslah bersifat kaya atau variatif dan memberi efek positif.

Stimulasi secara alamiah dapat dilakukan anak dengan sendirinya ketika yang bersangkutan mulai belajar segala sesuatu dari awal. Misalnya belajar berjalan, makan, atau mencoba menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya.



Adapun stimulasi lainnya dapat direkayasa dengan memberikan rangsangan pada setiap inderanya. Misalnya, merangsang penglihatan dengan memberikan warna yang cerah dan terang di dalam kamar tidur atau pada mainannya. Sementara itu, untuk merangsang pendengaran, dapat diberikan bunyi-bunyian berupa musik sejak bayi di dalam kandungan hingga tumbuh menjadi anak.

"Dalam pemilihan musik, sebaiknya orang tua lebih bijak karena musik bisa mempengaruhi IQ serta pembentukan karakter anak. Ada baiknya sejak masih di dalam kandungan anak sudah diperkenalkan dengan musik klasik, sebab itu lebih baik," jelas Caroline.



Sedangkan untuk indera perabaan, kain yang mempunyai tingkat kekasaran atau kelembutan yang bervariasi dapat dijadikan media stimulasi. Semua stimulasi tersebut dapat mengembangkan dan memperluas otak anak sebagai wadah kognitif bagi mereka sehingga dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas.

"Peran orang tua sangat menentukan dalam tumbuh kembang anak. Selain itu, agar anak tidak hanya cerdas dalam hal pengetahuan, pendidikan agama dan moral juga harus distimulus sedari dini," katanya. ant/rin

Jumat, 23 Oktober 2009

ada resep nih....

Resep Nugget Ikan Goreng Saus Keju
Bisa menjadi makanan finger food yang bisa dicelup. Buatkan untuk bayi Anda.



Bahan:
200 gram daging ikan tengiri, potong kecil-kecil,
25 gram keju, parut.
1 lembar roti tawar.
1 butir telur ayam.
½ sendok teh garam.
¼ sendok teh merica halus.
1 putir telur, ambil putihnya.
Tepung panir secukupnya.
Minyak untuk menggoreng.

Saus keju:
100 mililiter susu.
50 gram keju, parut.
1 sendok makan mentega.
1 sendok makan tepung terigu.
½ sendok teh garam.

Cara membuat:

1. Masukkan daging ikan, roti dan telur ke dalam blender, haluskan. Tuang ke dalam mangkuk. Tambahkan garam, merica, keju, dan susu. Aduk rata.
2. Ambi loyang tipis kecil, olesi minya. Tuang adonan ikan ke dalamnya, ratakan (tebal adonan 1 cm). kukus sampai matang selama 30 menit, angkat.
3. Setelah dingin, potong-potong adonan sesuai selera. Gulingkan setiap potong adonan di atas tepung panir, celupkan ke dalam putih telur, lalu gulingkan di atas tepung panir lagi.
4. Goreng nugget dalam minyak panas dan banyak sampai kuning kecokelatan, angkat.
5. Saus keju: Lumerkan mentega dalam wajan. Masukkan tepung terigu, aduk. Tuang susu sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai susu habis. Beri garam, aduk. Masukkan keju parut, aduk rata, angkat.
6. Hidangkan nugget bersama saus keju.

sumber : ww.ayahbunda.co.id

Kamis, 22 Oktober 2009

Bayi Berdansa Dengan Musik

Menggendong bayi sambil berputar-putar diiringi musik lembut sangat mengasyikkan! Permainan ini dapat mengasah keseimbangan, kecerdasan, dan indera pendengaran bayi.

Siapkan tape recorder atau CD player dengan musik-musik lembut yang berirama klasik atau gembira. Gendonglah bayi dalam posisi yang paling dia sukai sambil sedikit diayun dan berdansa menurut irama. Sambil berdansa, ayah dan bunda juga bisa ikut berdendang dan menggumamkan lagu sambil tidak lupa tatap terus mata bayi sehingga bayi tahu betapa Anda mencintainya.

Selain menyenangkan bagi ayah dan bundanya, berdansa juga bisa menimbulkan rasa hangat dan aman buat bayi. Kehangatan dan rasa aman ini dapat merangsang kecerdasan bayi. Aneka lagu yang diperdengarkan juga dapat merangsang indera pendengaran bayi. Gerak langkah dan ayunan kita saat berdansa dapat membantu bayi mengasah keseimbangannya sekaligus mengenalkan ritme kepadanya.

Sedangkan tatapan mata penuh cinta dari ayah dan bundanya dapat meningkatkan kecerdasan emosi, mengoptimalkan perkembangan emosional bayi dan mempererat ikatan (bonding) kepada ayah dan bundanya.

sumber : www.ayahbunda.co.id

Selasa, 20 Oktober 2009

Tertawa itu sehat

Manfaat Humor Dalam Keluarga
Ada slogan yang mengatakan “tertawa itu sehat”. Tidak hanya sehat, tertawa dan humor juga dapat mempererat hubungan di dalam keluarga. Masih banyak lagi manfaat humor bagi keluarga.
Seorang anak yang dibesarkan di lingkungan yang penuh humor tidak hanya akan tumbuh menjadi anak yang ceria, tapi juga berpikiran terbuka, tidak mudah tersinggung, tidak mudah stress, dan sebagainya. Berikut manfaat humor bagi keluarga:
  1. Membantu mengurangi ketegangan. Jika dilakukan secara tepat, humor bisa menurunkan tegangan saat bertengkar.
  2. Memberi sudut pandang berbeda, bisa melihat segala sesuatu tidak melulu jelek. Mengubah sudut pandang membuat Anda lebih kreatif menyelesaikan masalah-masalah perkawinan.
  3. Mengurangi stres. Tertawa bisa menyehatkan fisik dan mental.
  4. Membantu membuka pertahanan diri saat terjadi konflik, sehingga tidak saling menyalahkan. Ketika pertahanan diri melonggar, Anda berdua bisa melihat perbedaan lebih cepat tanpa terluka.
  5. Memperbaiki mood, sehingga membuat Anda lebih toleran untuk berkompromi.
  6. Membuat Anda sekeluarga lekat. Saat tertawa bersama, Anda mendapatkan kembali perasaan sebagai sebuah keluarga utuh.
  7. Membuat interaksi sehari-hari lebih playfull dan nyaman.
Ternyata humor itu penting juga bukan? Mulailah dari sekarang mengenalkan humor dalam keluarga.


sumber : www.ayahbunda.co.id

Senin, 19 Oktober 2009

BELAJAR DARI ALAM


BELAJAR MENCINTAI LINGKUNGAN



Global warming atau pemanasan global sedang menjadi sorotan penting saat ini. Dampak yang sangat mengerikan akan bumi ini selalu terbayang di mata saya. Maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang untuk turut serta memelihara bumi tempat kita berpijak agar tetap lestari. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun sebagai generasi dimasa mendatang harus kita didik untuk mencintai dan memelihara alam dan lingkungan sejak dini.

Sejak anak kami (Kirana) berusia 3 bulan, saya dan suami sering mengajaknya bermain ke alam bebas, tujuannya agar Kirana mengenal dan mencintai lingkungannya yang alami. Seperti kata pepatah ‘Tak kenal maka tak sayang,’ saya berharap akan tumbuh kesadaran untuk mencintai dan menjaga alam dalam diri Kirana. Karena terbiasa bermain di alam, di usianya yang kini menginjak 13 bulan Kirana sudah bisa mengucapkan kata bunga, pohon, burung, kupu-kupu walaupun belum jelas pengucapannya. Kirana terlihat sangat senang bila kami ajak bermain ke alam bebas. Dia juga sangat senang kalau saya ajak menyirami tanaman di depan rumah, kalau sudah begitu mulailah dia bermain tanah dan air sampai bajunya basah dan kotor.


Selain diperkenalkan dengan alam, kami juga mengajarkan Kirana untuk mencintai kebersihan. Tentu mengajarkannya bukan dengan kata-kata perintah (mengingat usianya yang masih balita) tapi dengan cara memberi contoh langsung. Karena Kirana masih kecil maka kamipun memberi contoh mulai dari hal-hal yang kecil saja. Kalau melihat kami sedang bersih-bersih rumah, dia pasti langsung ikut-ikutan meniru kami dan beraksi dengan sapu mungilnya. Kami juga mencontohkan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Kami berharap jika sudah besar Kirana menjadi anak yang peduli dan mencintai lingkungannya serta sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam..